Kritik Subsidi Mobil Listrik Jokowi, Ini Solusi Ala Anies

Presiden Joko Widodo memastikan sirkuit Formula E yang ada di kawasan Ancol, Jakarta Utara, siap untuk digunakan dalam ajang balap mobil listrik pada Juni mendatang. Kepastian tersebut disampaikan Kepala Negara usai meninjau langsung perkembangan proyek pembangunan sirkuit Formula E, Jakarta, pada Senin, 25 April 2022. (Dok: Biro Pers Sekretariat Presiden)

Calon Presiden (Capres) Anies Baswedan secara terang-terangan mengkritik salah satu kebijakan di Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Anies tak segan menilai subsidi mobil listrik yang kini digelontorkan pemerintah tidak tepat. Menurutnya, pemilik mobi listrik tidak membutuhkan subsidi.

“Kemudian kita tahu negeri ini begitu banyak peluang dan pemerintah harus memastikan sumber daya yang diberikan oleh pemerintah untuk rakyatnya adalah sumber daya yang tepat, kita menghadapi tantangan lingkungan hidup. Solusi menghadapi tantangan lingkungan hidup polusi udara bukan lah terletak di dalam subsidi mobil listrik yang pemilik mobil listriknya yang mereka-mereka tidak membutuhkan subsidi. Betul?” tuturnya saat berpidato dalam acara “Deklarasi dan Pengukuhan Amanat Indonesia”, Minggu (07/05/2023).

Oleh karena itu, dibandingkan memberikan subsidi mobil listrik, dia pun mengungkapkan solusi yang diperlukan untuk menghadapi tantangan lingkungan hidup.

Dia menilai, yang perlu didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya.

“Jadi yang didorong ke depan adalah demokratisasi sumber daya bahwa kita mengarahkan agar sumber daya yang dimiliki negara diberikan melalui sektor-sektor yang memberikan manfaat nyata bagi masyarakat banyak, bukan semata-mata untuk mendapatkan perhatian dalam percakapan, apalagi percakapan dalam sosial media,” jelas Capres yang diusung Partai Nasdem, PKS, dan Demokrat ini.

Anies juga berpendapat bahwa polusi yang dihasilkan mobil listrik per kapita per kilo meter (km) lebih tinggi dibandingkan bus berbasis Bahan Bakar Minyak (BBM).

“Kalau kita hitung apalagi ini contoh ketika sampai kepada mobil listrik emisi karbon mobil listrik per kapita per kilo meter sesungguhnya lebih tinggi daripada emisi karbon bus berbahan bakar minyak,” jelas Anies.

Dia beralasan, kondisi tersebut terjadi lantaran mobil listrik hanya digunakan untuk keperluan pribadi penggunanya. Sementara bus berbahan bakar minyak dapat digunakan dan dapat memuat banyak orang.

“Kenapa itu bisa terjadi, karena bus memuat orang banyak, sementara mobil memuat orang sedikit,” katanya.

Selain itu, ia juga menceritakan pengalamannya saat masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta. Menurut Anies, pemberian subsidi yang kurang tepat justru hanya akan menambah kemacetan di jalanan.

“Ditambah lagi pengalaman kami di Jakarta ketika kendaraan pribadi berbasis listrik dia tidak menggantikan mobil yang ada di garasinya. Dia (pemilik) akan menambah mobil di jalanan, menambah kemacetan di jalanan,” tuturnya.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*