PT Bank National Nobu Tbk. (NOBU dan PT Bank MNC International Tbk. (BABP) akan melaksanakan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) dan sekaligus rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) pada 15 Juni 2023. Agenda ini dilakukan seiring dengan proses merger yang dilakukan oleh kedua bank milik konglomerat tersebut.
Satu agenda dalam mata acara RUPSLB NOBU adalah penegasan kembali seluruh anggaran dasar dan susunan https://www.rtpkas138.xyz/ pemegang saham perseroan. Saat ini Nobu dikendalikan oleh James Tjahaja Riady melalui PT Putera Mulia Indonesia. Anak Mochtar Riady pendiri Grup Lippo ini menggenggam 21,2% saham NOBU.
Selanjutnya pemegang saham bukan pengendali melalui pasar modal dengan kepemilikan kurang dari 5% adalah PT Matahari Department Store Tbk (13,78%), OCBC Securities Pte. Ltd – Client A/C (9,77%), dan Nomura Securities Co.Ltd – A/C Client (8,11%).
Kemudian pemegang saham bukan pengendali tidak melalui pasar modal dengan kepemilikan kurang dari 5% adalah PT Prima Cakrawala Sentosa (16,44%), PT Star Pacific Tbk (11,77%), dan PT Inti Anugerah Pratama (6,38%).
Selanjutnya saham milik publik di Bank Nobu sebesar 11,83%.
Satu agenda dalam RUPST Bank MNC adalah perombakan susunan pengurus perusahaan. Kemudian dalam satu agenda dalam RUPSLB Bank MNC adalah perubahan anggaran dasar perusahaan.
Mengutip Laporan Bulanan Registrasi Pemegang Efek, per 30 April 2023 Hary Tanoesoedibjo menguasai Bank MNC melalui PT MNC Kapital Indonesia Tbk dengan kepemilikan 52,37% dan anak MNC Kapital, WInfly Ltd (13,95%). Sisanya atau 33,68% merupakan saham milik publik.
Aset Bank Hasil Merger
Berdasarkan laporan terakhir masing-masing bank, aset hasil merger kedua bank akan mencapai Rp 39,28 triliun. Sebanyak 42,9% di antaranya merupakan sumbangsih Bank MNC dan 57,1% sisanya kontribusi dari Bank Nobu.Angka tersebut berdasarkan laporan publikasi kuartal I/2023 Bank Nobudan laporan publikasi kuartal IV/2022 Bank MNC.
Mengutip laporan publikasi keuangan kuartal I/2023, modal inti bank milik grupLippo ini tercatat Rp 3 triliun. Dalam pengumuman terpisah melalui keterbukaan informasi, Bank MNC menyatakan modal inti telah mencapai Rp 3,3 triliun. Perusahaan menerima tambahan modal berupa tanah dan bangunan (inbreng) sebesar Rp 801 miliar.
Direksi BABP menyatakan bahwa pelaksanaan inbreng tersebut dimaksudkan untuk memperkuat struktur permodalan. Adapun pemasukan inbreng itu berupa tanah dari emiten grup MNC PT Global Mediacom Tbk. (BMTR) dan bangunan dari emiten grup yang sama PT MNC Land Tbk. (KPIG).
Dalam keterangan terakhir, Corporate Secretary Group Head Bank MNC Heru Sulistiadhi mengatakan latar belakang atas rencana merger antara NOBU dan BABP bukan untuk memenuhi ketentuan modal inti minimum, melainkan sebagai upaya untuk memperkuat usaha dan sinergi dari para pihak yang terlibat.
Hal itu dibenarkan pula oleh Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian. Dia mengatakan aksi merger Nobu dan MNC bukan lagi untuk memenuhi ketentuan modal inti Rp 3 triliun.
“Berarti isunya bukan lagi memenuhi Rp3 triliun tapi ngobrol-nya merger, dan ini akan memperkuat kedua usaha ini yang saya kira kita sama-sama tahu MNC dan Lippo ini dua grup yang sudah kuat,” kata dia.