Jreng! RI dan China Pimpin Dunia Buang Dolar AS

Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam pidatonya saat menghadiri Konferensi Khusus untuk Memperingati 30 Tahun Hubungan ASEAN-China secara virtual dari Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (22/11/2021). (Biro Pers Sekretariat Presiden/ Rusman)

Dua kelompok ekonomi yakni ASEAN dan BRICS menggelar pertemuan penting pekan ini. Kendati berbeda anggota, mereka punya misi sama yakni mengurangi penggunaan dolar Amerika Serikat (AS) dalam transaksi perdagangan.

ASEAN yang merupakan persekutuan negara-negara di kawasan Asia Tenggara memiliki 11 negara. Di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, Laos, Kamboja, Brunei, Vietnam, Myanmar, dan Timor Leste.

Sementara itu, https://totojpslot.online/ BRICS (Brasil, Rusia, India, China, dan Afrika Selatan) kini beranggotakan 11 orang dengan bergabungnya 6 anggota baru termasuk Arab Saudi dan Iran.
Anggota BRICS diperkirakan bakal bertambah gendut hingga mencapai 40 anggota.

Indonesia tahun ini memegang Keketuaan ASEAN. Jakarta tengah menggelar ASEAN Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (AFMGM) pekan ini.
Ribuan kilometer dari Jakarta, BRICS juga menggelar pertemuan tinggi ke-15 di Johannesberg, Afrika Selatan.

Meski terpisah ribuan kilometer, dua pertemuan penting ini memiliki salah satu agenda yang sama yakni mengurangi porsi dolar AS.

China merupakan leader dari BRICS. Negara Tirai Bambu juga menjadi negara yang paling aktif dalam upaya de-dolarisasi. Tiongkok secara diam-diam melobi banyak negara untuk melepas dolar AS dan menggunakan yuan sebagai mata uang internasional.

China sudah menggandeng Rusia, Brazil, India, Kazakhstan, Pakistan, hingga Laos untuk meninggalkan dolar AS. Mereka sepakat menggunakan mata uang yuan atau mata uang lokal negara masing-masing dalam transaksi perdagangan internasional.

Tiongkok juga mendekati banyak perusahaan untuk melakukan transaksi ekspor impor menggunakan yuan. Tak kurang dari Total hingga Saudi Aramco sudah dikejar China.

Beijing, pada Januari 2023, juga melakukan langkah besar untuk semakin menginternasionalkan yuan. China memperpanjang waktu trading untuk yuan hingga pukul 03:00 AM dari sebelumnya 11:30 PM.

Perpanjangan waktu trading memungkinkan investor ataupun trader negara lain bisa melakukan transaksi bisnis dalam yuan untuk waktu yang lebih lama.

Data The Bank for International Settlements menunjukkan yuan menjadi mata uang dengan pertumbuhan trading paling cepat di antara 39 mata uang lainnya.
Setelah perpanjangan waktu trading, rata-rata penggunaan mata uang yuan mencapai US$ 526 miliar per hari. Nilai tersebut naik 70%.

Standard Chartered Renminbi Globalisation Index menunjukkan penggunaan yuan dalam perdagangan internasional naik 26,6% pada 2022.

Selain lewat perdagangan, China juga melakukan dedolarisasi melalui jalur investasi dan pasar bond. Pasar obligasi Dim Sum menjadi salah satu penyumbang penggunaan yua terbesar. Obligasi tersebut berdenominasi yuan dan diterbitkan di Hong Kong.

Pada 2022, transaksi internasional dengan menggunakan mata uang yuan mencapai CNY 42,1 triliun atau US$ 6,1 triliun. Angkanya naik tiga kali lipat lebih dibandingkan pada 2015 atau dalam tujuh tahun terakhir.

Meskipun gencar mengkampayekan penggunaan yuan. Dana Moneter Internasional (IMF) mencatat bahwa share cadangan devisa global berdenominasi dolar AS memang turun tajam dari 71% pada 2000 menjadi 58,36% pada 2022.

Meskipun mengalami penurunan, share dolar AS masih saja terbilang sangat besar dibandingkan negara lain.

Seperti mata uang euro yang hanya memiliki share sebesar 20,47%.Selain itu, ada pula Renminbi China yang digadang-gadang akan menggantikan ‘king dollar’ ternyata hanya memiliki share 2,69%.

Potensi China memperlebar penggunaan yuan sekaligus membuang dolar AS makin terbuka ke depan.

Terlebih, kekuatan ekonomi BRICS tak main-main. Data IMF menunjukkan BRICS secara kolektif akan menyumbang 32,1% PDB global pada tahun 2023. Angka tersebut naik dari hanya 16,9% pada tahun 1995. Dengan kata lain, dalam kurun waktu sekitar 28 tahun, PDB BRICS diproyeksikan mengalami doubling atau naik hampir 100%.

Jika dibandingkan pula dengan G7 yang beranggotakan Kanada, Inggris, Perancis, Italia, Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat, maka BRICS diekpektasikan akan melewati cakupan PDB G7 yang pada 2023 hanya 29,9% sedangkan BRICS diharapkan sebesar 32,1%.

RI Jadi Leader ASEAN Buang Dolar
Indonesia mengawali dedolarisasi pada akhir 2017 dengan menandatangani kesepakatan bersama Malaysia dan Thailand. Ketiga negara sepakat untuk menyelesaikan transaksi perdagangan bilateral menggunakan mata uang lokal (local currency settlement).

Kegiatan dan transaksi keuangan antara lain mencakup pembukaan rekening mata uang Baht Thailand dan Ringgit Malaysia. Kesepakatan juga menjelaskan kuotasi langsung untuk mata uang baht dan ringgit terhadap rupiah serta pembiayaan perdagangan dalam mata uang baht dan ringgit.

Bersama ASEAN, Indonesia dan ASEAN jug sepakat untuk mengurangi penggunaan dolar AS dengan melakukan kerja sama transaksi pembayaran lintas batas dengan menggunakan mata uang lokal atau disebut dengan local currency transaction (LCT).

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*